Mutiara hatiku,
Teruslah berkembang,
Menguntai keindahan hari-hariku,
Merajut benang-benang mimpi bersamaku,
Hingga suatu saat aku harus kembali padaNya,
Hingga aku terlelap di ujung jalanku,
Jadilah pelengkap keindahan di dalam hidupku,
Teruslah berkembang,
Menguntai keindahan hari-hariku,
Merajut benang-benang mimpi bersamaku,
Hingga suatu saat aku harus kembali padaNya,
Hingga aku terlelap di ujung jalanku,
Jadilah pelengkap keindahan di dalam hidupku,
Di pelupuk mata, ku kecup kenikmatan
Ku koreh kebahagiaan
Aku sakit . . .
Sakit yang meruntukku,
Membias kepedihan
Menggores kepedihan
Menyeka keteduhan
Dulu, kau yang kagum padaku,
Kini biar kurasa,
Biar kujadikan kisah kelabu,
Biarlah,
Menjadi hampa dan tak bertepi,
Karena tak ingin ada yang sakit lagi,
Biarlah,
Detak ini trus menggigil dalam jasmani,
Menemani secercah langkahku yang membiru,
Ø Kenapa degup ini,
Berhentilah,
Aku bosan dengan rintihmu,
Aku letih dengan lelahmu,
Jangan terus menggoda,
Denagan perasaan tak menentu,
Jangan jatuhkan aku dengan kebohonganmu,
Dengan rintihanmu,
Yang tidak jelas ujungnya,
Harus marah atau behagia,
Yang kutau hanya,
Kau terus merintih dan merintih,
Hingga aku tak sanggup,
Dan kurasa makin lelah,
· Ya Tuhan,
selamatkan jiwa ini,
Selamatkan kekosongan ini,
Jangan biarkan hati ini,
Mengembara tak menentu,
Seperti seekor tupai yang mencari mangsa,
Melompat kesana kemari,
Tanpa peduli yang terjadi,
Ø Kenapa gundah ini selalu menghampiriku,
Mengaisi rongga di dalam batin,
Menerbitkan kebimbangan yang dalam,
Kenapa harus bertemu lagi,
Bila sebenarnya tak bisa bersama.
Apakah keadaan ini yang diharapkan,
Ø Apa benar rasa cinta itu ada
Apa benar rasa cinta itu menggema dalam dadamu
Ataukah hanya aku yang terlalu berharap
Mendapat cinta dari seseorang
Ataukah memang aku tak pantas untuk dicintai
Sehingga tak seharusnya ku berharap banyak dengan semua
Apa seharusnya aku sadar, kalau aku tak pantas lagi tuk dicintai dan mencintai
Mungkin inilah takdirku
Menjadi orang yang selalu sepi dan sendiri
Dan merasakan air mata yang tak pernah terkikis dari pipi..
Ø Dapatkah kupercaya cinta, yang bahkan tiap hari selalu menyiksaku,
Dapatkah kupercaya cinta, yang bahkan selalu menusukku,
Dapatkah ku percaya dengan sesuatu yang bahkan selalu dan selalu saja menyakitiku? Dapatkah ku percaya dengan semua yang terus menghancurkanku? Haruskah ku mempercayainya?
Maaf.. aku tak lagi sanggup tuk percaya padanya, tak lagi mengaguminya, tak lagi memujanya,
Yang ada hanyalah kebencian dan kebencian yang terus memuncak. Hingga ku tak mampu merasakannya lagi…
Ø Bodohnya aku, yang terlalu mudah jatuh cinta.
Bodohnya aku, yang terlalu mudah mengatakan aku cinta dia.
Sadarkah apa yang telah terjadi,
Begitu bodohnya aku yang terlalu mudah merasakan cinta,
Ataukah mungkin karena cinta itu selalu membodohi kita??
Aku tidak akan percaya lagi padamu, aku tidak akan lagi mau menerimamu, aku tidak akan lagi mengucapkanmu, menyenandungkanmu, dan memujamu. Tidak akan ada kamu dalam hidupku. Takkan lagi ada kamu. Cinta…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar