Puisi Deskripsi


Hilang
Dia yang pernah berkembang di hatiku,
Menanamkan benih-benih,
Merangkai indahnya harapan,

Tapi kini semua hanyalah puing-puing
Yang tak mampu ku susun lagi,
Tinggalkanku ke negeri seberang,
Dengan segumpal kecewa dan dendam,

Kupandangi foto using di ruang tengah,
Pakaian serba mewah,
Bunga-bunga menghiasi latar,
Tak terasa setahun sudah,
Semua tinggal kenangan,

Kini jalan ini tlah berbeda,
Tak lagi kurasa sakit ini,
Karena hatiku tlah mati,

Tak ada lagi senyum ini,
Kini seakan tak adalagi di dunia,
Tak ada lagi tawa,
Mungkinkah jiwa ini kan kembali,
Menyongsong hidup yang pasti?
-WdsWars-

Hujan
Butiar air terjatuh dari langit,
Mendung mulai menggelayut diantara awan biru,
Petir tak henti-hentinya menyambar langit,
Detik demi detik berlalu,
Butiran bening mulai berjatuhan menyentuh tanah,
Bak mutiara yang terjatuh dari langit,
Melewati dedaunan layu, dan mengikis tanah,
Matahari tak lagi menampakkan ronanya,
Seakan dilahap oleh pekatnya hari,
Dan siangpun berganti dengan senja yang gelap,
Butirain itu semakin kencang menghujam
Dan sungai-sungai coklat di pinggir kota mulai memuntahkan isi perutnya,
Yang penuh dengan sampah-sampah busuk
Got-got pun tak mau kalah,
Mereka mulai menebarkan aroma,
Angin pun mulai menghembuskan nafasnya ke bumi,
Menggugurkan daun-daun kuning,
Mengikis pohon-pohon lemah di tepi jalan,
Udara terasa makin dingin,
Dan ku hanya mampu melihat dari atas bilik,
Sambil terus bergumam ‘mengapa ini harus terjadi?’
-WdsWars-

2 komentar: